Biografi Manfred “Red Baron” von Richthofen, Pilot Muda yang Menjadi Momok Sekutu pada Perang Dunia I

Manfred von Richthofen

Biografi Manfred “Red Baron” von Richthofen – Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen mungkin bagi sebagian orang awam akan sangat asing dengan nama ini. Akan tetapi jika memakai nama julukannya yakni Red Baron atau Baron Merah mungkin sebagian orang akan sangat familiar. Beliau merupakan salah satu pilot tempur terbaik di dunia bahkan mungkin hingga kini yang cukup disegani oleh banyak pihak bahkan oleh kubu sekutu yang notabene merupakan lawan Kekaisaran Jerman pada Perang Dunia I.

Kehidupan dan Awal Karir Militer

Manfred von Richthofen sendiri lahir pada 2 Mei 1892 di Preslau, Prussia, German Empire (Kekaisaran Jerman), kini wilayah tersebut masuk ke dalam negara Polandia. Red Baron sendiri dilahirkan dari keluarga bangsawan militer yang cukup tersohor. Ayahnya yakni Albrecht Philipp Karl Julius Freiherr von Richthofen merupakan mayor militer yang bertugas di Kekaisaran Jerman. Lahir dari keluarga bangsawan aristokrat Prussia tentunya membuat Manfred cukup dipandang sebagai keluarga kelas atas sekaligus keluarga yang kental dengan budaya militer.

Manfred yang sangat terinspirasi dari sang ayah yang merupakan mayor di angkatan bersenjata kemudian memutuskan untuk masuk militer pada tahun 1912. Dia mendaftar dalam Korps Calon Perwira Kekaisaran Jerman saat itu. Kemudian dia diangkat menjadi seorang letnan kavaleri dalam korps 1st Uhlan Cavalry Regiment of the Prussian Army. Ketika perang dunia meletus dia memimpin satu pasukan berkuda menuju ke Russia untuk bertempur. Dia pula ikut bergabung ketika pasukan darat menyerang Belgia dan Prancis. Kemudian pada tahun 1915 dia ditarik ke angkatan udara Kekaisaran Jerman dan mulai menjadi seorang pilot penempur pada pertengahan tahun 1916.

Karir sebagai Pilot Tempur

Setelah dia pindah ke divisi angkatan udara Kekaisaran Jerman, dia langsung dimasukkan ke dalam skuadron tempur yang dipimpin oleh pilot senior kala itu yakni Oswald Boelcke. Skuadron tempur yang baru dibentuk ini langsung mendapatkan misi pertamanya pada bulan September 1916. Dalam pertempuran yang terjadi di sekitar sungai Somme, Prancis ini, Manfred “Red Baron” juga turut bertempur dan sukses menembak jatuh pesawat sekutu pertamanya. 

Baca juga: Biografi Abraham Lincoln, Presiden Pemberantas Perbudakan

Setelah itu dia semakin mengasah skill tempurnya di udara, bahkan ada anggapan dia lebih menyukai berkarir sebagai seorang angkatan udara daripada sebagai pasukan infantri darat meski dia mengawali karir sebagai anggota pasukan darat. Hal ini juga tidak terlepas dari anggapan masyarakat Eropa pada saat itu yang menganggap bahwa pilot tempur atau Aces yang dapat menembak jatuh lebih dari 5 pesawat akan dianggap sebagai seorang kesatria langit yang gagah berani.

Manfred sendiri selama karir penerbangannya kurang lebih telah menjatuhkan sekitar 80 pesawat tempur lawan yang telah dikonfirmasi. Bahkan dia dianggap sebagai ace-of-ace perang di kalangan pilot tempur. Hal ini tidak terlepas dari kepiawaiannya dalam bermanuver di atas pesawat dan juga keahliannya dalam menembak jatuh pesawat musuh dalam pertempuran dogfight yang cukup lazim terjadi di pertempuran udara klasik. Bahkan dia juga dianugerahi gelar “Blue Max” yang merupakan tanda jasa tertinggi dan terhormat bagi seorang perwira. Dia pun juga diangkat menjadi seorang pemimpin skuadron di Douai, Prancis.

Akhir kisah penerbangannya berakhir pada bulan April 1918, dia ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat Inggris yang dipiloti oleh pilot asal kanada di sekitar Monlacourt Ridge, Prancis yang pada saat itu berada dalam daerah kekuasaan sekutu. Akan tetapi ada kisah lain bahwa dia tertembak jatuh oleh artileri anti pesawat yang ditembakkan dari darat saat terbang rendah. 

Uniknya saat dia dimakamkan oleh pihak sekutu dia diperlakukan seakan-akan sebagai seorang pahlawan, bahkan juga diberikan penghormatan dalam pemakamannya. Hal ini tidak terlepas dari Red Baron yang dianggap sebagai ikon tempur yang ditakuti sekaligus disegani oleh kawan maupun lawan pada saat itu. Dia resmi dikebumikan saat baru menginjak usia 25 tahun.

Pemberian Julukan “Red Baron”

Manfred von Richthofen mendapatkan julukan “Red Baron” atau Baron Merah karena dia hobi mencat pesawat favoritnya yakni Fokker Dr.I dengan warna merah menyala. Meskipun dalam karir penerbangannya dia juga beberapa kali menggunakan pesawat lain semacam Albatros D.III akan tetapi pesawat Fokker Dr.I berjenis Triplane tersebut yang paling identik dengannya. 

Bahkan karena pesawat berwarna merah menyala tersebut sangat ikonik, ketika pesawat Red Baron yang paling mencolok ikut terjun dalam misi tempur banyak pilot-pilot lawan yang sudah ketakutan atau bahkan mundur. Hal inilah yang digunakan oleh para pilot lain yang juga mewarnai salah satu Fokker Dr.I lainnya setiap ada misi tempur dengan warna merah menyala seakan-akan Red Baron ikut dalam skuadron, tentunya hal ini dilakukan untuk memberikan efek psikologis kepada lawan.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi

Bagikan di:

Artikel dari Penulis