Tutorial Sedekah di Era Industri 4.0 ala Public Figure Indonesia – Sedekah merupakan ibadah ghairu mahdhah dalam Islam atau bisa dikatakan sunah. Banyak dalil-dalil yang memberikan penjelasan tentang keutamaan sedekah. Ada beberapa keutamaan sedekah antara lain memanjangkan usia, menjauhkan dari api neraka, mendapat naungan di hari kiamat, dan lain sebagainya.
Sedekah tidak ada batasan nominal yang harus dikeluarkan yang penting ikhlas dan mampu. Sedekah tidak melulu soal uang, senyum kepada saudara kita juga termasuk sedekah. Pemberian sedekah atau cara sedekah dari zaman ke zaman pun semakin berkembang dan berbeda.
Seperti contoh, kisah Umar bin Khattab dalam membantu orang miskin yang kelaparan di tengah malam sehingga saking laparnya orang tersebut sampai menanak batu untuk anaknya. Pada saat itu Umar langsung mengetahui hal tersebut ia langsung mengambilkan makanan dari Baitul Mal dan memberikan sendiri makanan tersebut kepada orang miskin itu.
Ada beberapa perbedaan dari cara sedekah yang dilakukan Umar yang notabenenya hidup pada zaman klasik dengan cara sedekah yang dilakukan orang-orang pada zaman modern ini, terutama public figure.
Apalagi pada era sekarang yang teknologinya semakin berkembang. Dengan adanya platform media sosial seperti Youtube, Instagram, Tik-tok, dan lain sebagainya. Para warga internet dapat mengekspresikan apa yang ada di pikiran mereka dan menuangkannya pada platform media sosial tersebut. Termasuk juga public figure yang secara langsung mempunyai impact kepada masyarakat. Terutama para pengikut akun-akun media sosial mereka.
Para pembaca Kapito.id yang suka mantengin Youtube. Pasti sering menemukan video-video yang muncul di beranda atau sedang trending yang berisi konten-konten prank orang miskin, sedekah kepada orang miskin, memberi uang ratusan juta ke pengemis, dan video-video yang mempunyai kesamaan algoritma seperti itu.
Dari situlah dapat kita lihat perbedaan cara bersedekah para sahabat Nabi dengan public figure di Indonesia. Perbedaan tersebut bisa kita jadikan referensi tambahan agar bersedekah dengan baik dan benar ala public figure Indonesia. Berikut tutorial atau cara bersedekah ala public figure Indonesia, menurut analisis cocokologi saya:
1. Niat bersedakah atau riya
Sudah pasti semua ibadah yang hendak kita jalankan, baiknya kita niatkan ibadah kepada Allah. Karena itu menentukan orientasi kita dalam melakukan sesuatu, apakah orientasinya Allah, ingin dilihat, pamer harta atau lain sebagainya.
- Materi untuk diberikan kepada objek yang disedekahi
Tentu ketika sudah ada niat, materi berupa apapun itu yang harus disiapkan untuk kita bersedekah.
2. Kamera smartphone, slr, dslr, dan lain sebagainya
Ketika niat dan materi sudah siap, stater pack untuk merekam atau mendokumentasikan kita sedang memberikan sedekah itu sangat perlu. Agar bisa menjadi kenangan yang terbaik saat kita memberikan sedekah
3. Subjek yang disedekahi
Subjek di sini adalah orang yang membutuhkan seperti orang miskin, fakir, dan lain sebagainya. Bukan orang sewaan hanya untuk kebutuhan konten.
4. Eksploitasi, drama, prank, dan lain sebagainya
Ketika kita hendak bersedekah pada era sekarang, kita harus memberi sedikit bumbu eksploitasi, drama atau prank. Hal ini yang sering dilakukan public figur di Indonesia, saya juga tidak tahu mengapa mereka dalam bersedekah harus ada bumbu-bumbu ini.
5. Upload ke platfrom media sosial (Youtube, Instagram, Tik-tok dan lain sebagainya)
Poin ini adalah poin yang sangat penting. Sekaligus kita bisa mengetahui perbedaan cara bersedekah sahabat Nabi dengan public figure Indonesia. Yaitu ketika poin satu sampai lima sudah terlaksanakan. Setelah itu adalah menguploadnya ke media sosial seperti Instagram, Youtube, Tik-tok dan lain sebagainya.
Judul video yang kita upload harus mempunya unsur clickbait, contoh: Prank ke orang miskin ngasih uang seratus juta, ini reaksinya. Bisa juga, Orang miskin ini menghabiskan hartanya untuk sedekah, terus aku kasih uang 100 kali lipat.
Mungkin itu analisis dan tutorial yang bisa saya berikan. Insyaallah bermanfaat. Apabila dipraktikkan langsung di lapangan, kemungkinannya hanya dua, yaitu: anda berhasil dan mendapat empati dari orang-orang atau malah menjadi musuh masyarakat.