Setelah 2 Tahun Menikah, Ini Nasihatku untuk Kalian yang Belum Menikah

setelah menikah

Setelah 2 Tahun Menikah, Ini Nasihatku untuk Kalian yang Belum Menikah Menikah bukan sekadar soal pesta indah, cincin yang bersinar, atau ucapan selamat dari teman-teman. Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh warna, penuh tawa, air mata, kompromi, dan tentunya… cinta yang terus dipupuk setiap hari.

Buat kamu yang sedang merencanakan pernikahan atau masih menunggu waktu yang tepat, saya ingin membagikan beberapa nasehat pernikahan yang saya pelajari dari perjalanan pribadi dan beberapa referensi sekunder setelah 2 tahun menikah. Siapa tahu bisa jadi bekal yang berguna untukmu nanti.

1. Cinta Tidak Cukup, Komitmen yang Membuat Pernikahan Bertahan

Kata orang, cinta adalah segalanya. Tapi kenyataannya, cinta bisa naik-turun. Kadang kamu bangun pagi dengan penuh sayang, tapi ada hari kamu merasa kesal tanpa sebab. Di sinilah komitmen mengambil peran penting. Komitmen untuk tetap memilih pasanganmu setiap hari, bahkan saat suasana hati sedang tidak bersahabat.

Cinta romantis bisa memudar, tapi komitmen adalah keputusan sadar yang membuatmu terus berusaha. Jadi, sebelum menikah, pastikan kamu dan pasangan sama-sama siap untuk berkomitmen, bukan hanya jatuh cinta.

2. Finansial: Bicarakan Sebelum, Jangan Sampai Jadi Masalah Besar

Urusan uang sering kali jadi penyebab konflik dalam rumah tangga. Karena itu, jangan pernah anggap remeh pentingnya diskusi soal keuangan sebelum menikah.

Bicarakan hal-hal seperti:

  • Siapa yang akan mengelola keuangan keluarga?
  • Apakah kalian akan punya rekening bersama?
  • Apa prioritas finansial: beli rumah, investasi, atau traveling?
  • Apakah memiliki hutang?

Baca juga: Beberapa Keambyaran dalam Hidup dan Cara Mengatasinya

Jangan sampai masalah yang seharusnya bisa dibicarakan justru jadi pemicu pertengkaran besar. Percayalah, transparansi dalam hal ini adalah salah satu bentuk kasih sayang yang nyata.

3. Komunikasi adalah Pondasi Utama

Dalam pernikahan, komunikasi bukan hanya soal bicara. Tapi juga soal mendengar. Belajar mendengar tanpa menghakimi, dan menyampaikan pendapat tanpa menyakiti.

Kalau ada yang mengganggu, jangan dipendam. Uneg-uneg kecil yang tidak dibahas bisa jadi bom waktu. Tapi ingat juga, menyampaikan keluhan bukan berarti menyerang. Pilih waktu yang tepat, dan sampaikan dengan tenang.

4. Setiap Orang Punya ‘Love Language’ yang Berbeda

Mungkin kamu suka dikasih hadiah, tapi pasanganmu lebih bahagia saat dibantu mencuci piring. Nah, itu karena setiap orang punya bahasa cinta (love language) yang berbeda.

Kenali bahasa cinta pasanganmu, dan coba ekspresikan cintamu dengan cara yang dia pahami. Ini bukan tentang seberapa keras kamu mencintai, tapi seberapa tepat kamu menyampaikannya.

5. Keluarga Besar adalah Bagian dari Pernikahan

Menikah berarti juga bersatu dengan keluarga pasangan. Kadang, ini bisa jadi tantangan tersendiri. Ada mertua yang terlalu ikut campur, atau keluarga besar yang punya banyak ekspektasi.

Kuncinya adalah komunikasi dan batasan yang sehat. Bicarakan dengan pasangan jika ada hal yang membuatmu tidak nyaman, dan cari solusi bersama.

6. Waktu Sendiri Masih Penting, Jangan Hilang Identitas

Setelah menikah, kamu mungkin merasa perlu selalu bersama pasangan. Tapi percayalah, punya waktu sendiri itu tetap penting.

Baca juga: Masih Adakah Genderuwo di Istana? Mari Tanya Fadli Zon

Kamu masih butuh ruang untuk mengejar hobi, nongkrong sama teman, atau sekadar me time. Begitu juga pasanganmu. Jangan sampai kalian kehilangan jati diri hanya karena ingin selalu “tampak kompak.”

7. Konflik Itu Normal, Tapi Cara Menyelesaikannya yang Penting

Tidak ada pernikahan tanpa konflik. Tapi cara menyelesaikannya lah yang membedakan pasangan yang bertahan dan yang kandas.

Jangan tidur dalam keadaan marah, tapi juga jangan memaksakan penyelesaian saat emosi sedang tinggi. Ambil jeda, tenangkan diri, baru lanjutkan diskusi. Ingat, kalian satu tim, bukan musuh.

8. Jangan Bandingkan Pernikahanmu dengan Orang Lain

Media sosial bisa sangat menipu. Lihat pasangan lain liburan ke Maldives, langsung merasa pernikahan sendiri “biasa aja.” Padahal, semua orang hanya menampilkan highlight, bukan realita sehari-hari.

Fokus saja pada pernikahanmu sendiri. Setiap hubungan itu unik, dan yang terpenting adalah bagaimana kalian saling membahagiakan satu sama lain.

9. Persiapan Mental & Spiritual Sama Pentingnya dengan Persiapan Fisik

Pernikahan bukan cuma soal undangan, dekorasi, atau baju pengantin. Yang jauh lebih penting adalah kesiapan mental dan spiritual. Apakah kalian sudah siap menghadapi suka-duka bersama? Sudah bisa saling memaafkan, mendukung, dan berkompromi?

Kalau bisa, ikut kelas pra-nikah, atau ngobrol dengan pasangan tentang visi-misi hidup kalian. Persiapan semacam ini akan sangat membantumu nanti saat badai datang.

10. Nikmati Prosesnya, Tidak Ada Pernikahan yang Sempurna

Akan ada hari-hari di mana kamu merasa lelah, frustrasi, atau bahkan bertanya, “Kenapa aku menikah?” Tapi akan ada juga hari-hari indah yang membuat semuanya terasa sangat berarti.

Pernikahan adalah proses belajar tanpa akhir. Kadang kamu gagal, kadang pasanganmu yang salah. Tapi selama kalian terus belajar dan tumbuh bersama, semua akan baik-baik saja.

Penutup

Setelah hampir 2 tahun menikah, saya belajar bahwa pernikahan bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang usaha menjadi sempurna bersama. Tentang memilih pasanganmu setiap hari, tentang memberi maaf, memahami, dan terus mencoba jadi versi terbaik dari diri sendiri.

Buat kamu yang masih menanti, jangan terburu-buru hanya karena tekanan sekitar. Gunakan waktu ini untuk mempersiapkan dirimu — bukan hanya secara fisik dan finansial, tapi juga mental dan spiritual.

“Pernikahan terbaik bukan tentang menemukan pasangan yang sempurna, tapi tentang tumbuh bersama menjadi tim yang kuat.”

Semoga nasehat pernikahan ini bisa membantumu menyiapkan hati dan langkah menuju babak baru yang luar biasa dalam hidupmu. Aamiin~

Bagikan di:

Artikel dari Penulis