Empat Hikmah dari Anime Boruto: Naruto Next Generation Episode Matinya Kurama

Empat Hikmah Anime Boruto

Empat Hikmah dari Anime Boruto: Naruto Next Generation Episode Matinya Kurama Usai rilisnya anime Boruto episode 218 (matinya Kurama) pada Minggu malam hingga menjelang pagi, Tagar #Boruto dan Kurama mendadak menjadi salah satu trending topik di jagad alam Twitter. Bahkan di sosial media lain, misalnya Whatsapp. Di Whatsapp penulis tak sedikit yang membagikan cerita sedih, haru dan ucapan selamat tinggal yang disertai penggalan video berisi momen perpisahan Kurama dengan Naruto.

Bagaimana mereka tidak bersedih, karakter Kurama sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan sejak pertama munculnya anime Naruto. Muncul sebagai sosok bencana yang mengancam suatu negeri bahkan juga membunuh orang tua dari Naruto, hingga seiring berjalannya anime Naruto, Kurama pun menjadi teman baik sang protagonis dan menjadi sumber kekuatan besar untuk mengalahkan setiap musuh yang dihadapi olehnya. Sayang, dalam episode tersebut Kurama harus pergi (mati) dan menjadi seorang legenda. Sayonara Kurama :’(.

Dari episode 218 penulis ingin membagi sekelumit hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari episode malam tersebut. Terdapat empat hikmah dari beberapa momen dalam anime Boruto: Naruto Next Generation episode 218 antara lain.

1. Kematian Isshiki Otsusuki dan Kurama

Kematian dari dua karakter tersebut menandakan tentang kebenaran ayat di Al-Qur’an “bahwa setiap yang bernyawa akan mengalami kematian” (Qs. Al-Ankabut ayat 57). Kita tahu sekuat apa Kurama dan sehebat apa Isshiki mereka adalah dua karakter yang menunjukkan kekuatan setengah dewa namun mereka tetaplah makhluk yang bernyawa dan akan mengalami kematian.

Kita sendiri yang merupakan makhluk lemah kadang masih merasa sombong dengan apa yang kita punya, kita lupa selemah apa kita. Makhluk kuat saja tidak bisa menghindari dari kematian ketika waktunya sudah tiba, apalagi kita? Mungkin dari kita ada yang merasa hebat dan kuat, tapi ingat! Sehebat dan sekuat apapun dirimu jangan pernah lupa mempersiapkan akan kematian.

Baca juga: Menakar Peluang 4 Karakter dari Serial Naruto pada Ajang Pemilihan Presiden (Pilpres)

2. Kekalahan Isshiki Otsusuki yang harus dibayar nyawa oleh Kurama

Ketika kita ingin mencapai sesuatu yang amat besar, tentu saja harus sebanding dengan usaha kita. Kita harus siap mengorbankan sesuatu yang amat penting dalam hidup kita (waktu, tenaga, fikiran bahkan harta). Napoleon Hill pernah mengatakan “pencapaian yang besar biasanya dilahirkan dari pengorbanan yang besar”. Selama ini kita mungkin hanya memimpikan sesuatu yang besar, namun nihil usaha dan nir-pengorbanan. Kegagalan kita bisa jadi karena kita kurang berkorban atau hanya setengah-setengah dalam berusaha. Berani bermimpi besar juga harus diimbangi dengan pengorbanan yang besar.

3. Mode Baryon

Setiap individu atau kelompok tentu tidak terlepas dari masalah. Ada masalah yang rumit dan ada yang sederhana. Kita bisa melihat ketika momentum Naruto menggunakan mode baryon dalam mengalahkan Isshiki. Dengan cerdas menggunakan mode baryon sehingga mampu menghadapi Isshiki yang di awal sempat kewalahan. Hemat penulis ada dua hal penting yang menjadi pelajaran pada momen tersebut:

a) Pertama, setiap tantangan dan masalah harus dihadapi dengan seni atau Creative Problem Solving (CPS). Susun rencana tindakan agar keputusan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

b) Setiap masalah akan membuat kamu dewasa, hadapilah dengan berbagai cara yang engkau punya. Karena sejatinya kamu sedang bertransformasi menjadi lebih kuat.

4. Momoshiki dan Boruto

Momen tersebut mengingatkan kepada kita bahwa musuh terbesar sebenarnya ada dalam diri kita sendiri yaitu rasa malas, rasa minder, insecure, tidak percaya diri, merasa bodoh, merasa lemah dan pikiran sampah lainnya. Jangan pernah simpan sampah pikiran tersebut, buanglah sampah pikiran tersebut dan menangkan diri anda sendiri.

Memang membuang sampah pikiran bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sedang berhadapan dengan diri sendiri yang selama ini terjebak dalam halusinasi semu sampah pikiran.

Butuh proses yang tidak instan untuk bisa mengikis sampah pikiran dalam diri kita. Akan tetapi saat sampah pikiran berhasil terbuang kita akan merasa lebih nyaman untuk melangkah dalam kehidupan. Jadikan diri anda lebih hidup dengan membuang sampah pikiran.

Empat hikmah di atas semoga bisa menjadi pelajaran hidup untuk teman-teman semua, karena bagi penulis pelajaran hidup bisa datang dari mana saja termasuk dari anime sekalipun. Cukup sukai apa yang kamu sukai karena dari apa yang kamu sukai kamu bisa mengambil makna kehidupan.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis