Berhenti Menormalisasi Hidup Gak Enakan

Berhenti Menormalisasi Hidup Gak Enakan – Pernah, enggak, kamu merasa terjebak dalam situasi di mana kamu terpaksa harus bilang “iya” padahal hati kecilmu berkata “tidak”? Mungkin kamu setuju untuk mengantarkan teman meskipun jadwalmu sudah penuh, atau menghadiri acara yang sebenarnya kamu ingin lewatkan untuk istirahat. Rasanya enggak enak nolaknya, tapi di sisi lain, capek juga kalau selalu mengorbankan diri sendiri. Kenapa, ya, kita sering terjebak dalam situasi seperti ini?

Hidup gak enakan adalah kondisi yang sangat akrab di kehidupan kebanyakan orang, terutama dalam budaya kita yang cenderung menjunjung tinggi harmoni sosial. Namun, ketika kebiasaan ini terus-menerus kita normalisasi, efeknya bisa jauh lebih dalam daripada sekadar rasa tidak nyaman. Budaya ini sering kali mengaburkan batasan sehat. Kemudian kita jadi terbiasa dengan ketidaknyamanan yang sebenarnya bisa dihindari atau bahkan kita rubah.

Apa Itu Hidup Gak Enakan?

Hidup yang “gak enakan” cenderung merujuk pada situasi atau kondisi hidup yang penuh dengan ketidaknyamanan, tekanan, atau ketegangan yang harus ditanggung. Baik secara fisik, mental, atau emosional. Ini bisa mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, hubungan, atau kebiasaan sehari-hari yang menguras energi tanpa memberi kebahagiaan atau kepuasan. 

Hidup gak enakan adalah situasi di mana kita terasa wajib memprioritaskan kenyamanan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri. Ini bukan hanya tentang sopan santun atau empati, yang memang baik, tetapi lebih kepada kebiasaan mengorbankan diri sendiri demi menghindari konflik, rasa bersalah, atau cap “egois” dari orang lain. Seperti menyetujui permintaan teman untuk meminjam barang meskipun sebenarnya kita butuh. Datang ke acara yang tidak kita inginkan hanya karena takut mengecewakan tuan rumah. Atau membantu rekan kerja yang meminta tolong, padahal tugas kita sendiri masih menumpuk. Sikap ini sering kali tidak kita sadari karena sudah menjadi kebiasaan. 

Dampak Negatif Hidup Gak Enakan

Walaupun terlihat sepele, normalisasi hidup gak enakan bisa membawa dampak yang tidak main-main,. Hidup yang gak enakan sering kali membuat stres yang terus-menerus akibat tekanan pekerjaan, tuntutan yang tinggi, atau ekspektasi yang tidak realistis dari diri sendiri maupun orang lain. Ketika seseorang merasa tertekan setiap hari, kelelahan mental dan fisik pun menjadi hal yang tak terhindarkan. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan, yang membuat seseorang merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan.

Selain itu, hidup yang penuh ketidaknyamanan juga sering mengharuskan seseorang untuk mengorbankan banyak hal demi pencapaian tertentu, seperti kesuksesan dalam karier atau memenuhi harapan orang lain. Dalam mengejar tujuan, banyak orang yang mengabaikan kesejahteraan fisik dan mental mereka sendiri. Tanpa menyadari dampaknya terhadap hidup mereka secara keseluruhan. Hidup yang gak enakan bisa juga tercermin dalam hubungan yang penuh ketegangan atau bahkan pengabaian, di mana seseorang merasa tidak dihargai, tetapi tetap bertahan karena kebiasaan atau merasa tidak ada pilihan lain.

Tak hanya itu, kehidupan yang terlalu terfokus pada kewajiban juga menjadi bagian dari hidup yang penuh ketidaknyamanan. Tanpa ruang untuk beristirahat atau menikmati momen sederhana, hidup menjadi penuh tekanan tanpa kebahagiaan yang berarti. Banyak orang yang juga mengabaikan perasaan dan keinginan pribadi merasa terpaksa memenuhi kebutuhan orang lain, tanpa memberi ruang bagi diri mereka sendiri untuk bahagia. Inilah yang sering kali membuat hidup terasa tidak enak, karena kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi sering terabaikan demi kepuasan orang lain.

Bagaimana Cara Berubah?

Untuk mengatasi sifat gak enakan, penting rasanya untuk mulai dengan belajar membuat batasan yang jelas. Tentukan prioritas dalam hidup dan beri ruang bagi diri sendiri untuk melakukan kebaikan dengan tujuan yang pasti. Hal ini membantu menghindari tekanan dari orang lain yang bisa merugikan kesehatan mental. Selain itu, belajar “bodo amat” atau tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain dan berani menolak hal-hal yang tidak diinginkan adalah langkah penting. Ingatlah bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang, jadi berhentilah khawatir tentang komentar negatif dari luar.

Baca juga: Menghadapi Tantangan Kehidupan dengan Perspektif Mark Manson

Mengubah sikap juga penting untuk mengatasi sifat gak enakan. Terimalah kenyataan bahwa dunia ini tidak selalu adil, dan kadang-kadang kita perlu menegaskan diri untuk menghindari dimanfaatkan oleh orang lain. Jangan takut untuk berubah, terutama dalam hal mengambil keputusan yang lebih bijak dan meluangkan waktu untuk diri sendiri. Menghabiskan waktu sendirian adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, serta memberi kesempatan untuk refleksi diri tanpa gangguan. Pertanyaannya sekarang, kapan terakhir kali kamu bilang “tidak” dengan penuh kelegaan? Mungkin sekarang saatnya mencoba.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis