Netizen Indonesia itu Bermuka Dua, Menolak Segala Bentuk Penjajahan tapi Mendukung Negara yang Menjajah

Netizen Indonesia itu Bermuka Dua

Netizen Indonesia itu Bermuka Dua – Siapa di antara kalian yang masih mengikuti berita dari medan laga Ukraina? Tentunya meskipun sudah berlangsung cukup lama, namun berita dari konflik antara Rusia dan Ukraina ini masih menjadi trending topik dalam pemberitaan dunia. Di Indonesia juga berita ini masih menghiasi pemberitaan media nasional yang kini juga mulai digempur pemberitaan unik dan dramatis yang selalu terjadi di negeri ini.

Perang yang sudah berjalan selama lebih dari 6 bulan ini pastinya selalu berjalan dengan dinamikanya sesuai dengan perang pada umumnya. Bahkan kisah peperangan ini juga masih menyedot animo masyarakat yang cukup tinggi di Indonesia. Saya kali ini tidak akan membahas tentang jalannya peperangan tersebut karena sudah banyak berita yang berseliweran di timeline media sosial yang membahasnya. Namun, kali ini saya akan menyoroti reaksi beberapa atau bahkan mayoritas netizen Indonesia yang bermuka dua dalam menyikapi konflik bersenjata tersebut.

Baca juga: Jika Tidak Terlalu Penting Jangan Telepon di Tengah Malam

“Netizen Indonesia itu Bermuka Dua”, mungkin kata-kata ini masih relevan dan cocok dengan kondisi sebagian besar netizen Indonesia. Pasalnya beberapa orang Indonesia pasti tidak suka atau sangat menolak dengan segala bentuk penjajah di dunia. Namun menyikapi konflik Rusia dengan Ukraina yang menempatkan Rusia sebagai pihak terjajah justru masyarakat Indonesia banyak yang mendukung invasi negara beruang merah tersebut ke daratan Ukraina. Bahkan ini sangat berkebalikan dengan pembukaan UUD  1945 yang berbunyi: 

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Jika melihat isi dari salah satu kalimat dalam pembukaan UUD 45 tersebut, seharusnya masyarakat Indonesia dengan tegas menolak apapun bentuk penjajahan di dunia, namun ternyata realita yang ada dalam masyarakat tidak demikian. Banyak yang mendukung aksi invasi Rusia ke Ukraina meski hal tersebut juga dikategorikan sebagai bentuk penjajahan.

Timbul dari Efek Rasa Benci Terhadap Amerika Serikat

Bukan suatu hal yang aneh atau bahkan sudah jadi rahasia umum jika beberapa orang di Indonesia sangat membenci negara Amerika Serikat. Ada yang memiliki alasan kuat kenapa membenci negara berjuluk “Paman Sam” itu adapula yang hanya ikut-ikutan saja. Umumnya mereka yang membenci negara Amerika karena efek dari pemberitaan media-media picisan di Indonesia yang selalu memberitakan bahwa Amerika Serikat adalah biang keladi dari konflik yang ada di dunia.

Belum lagi seperti yang diketahui jika Rusia yang menjadi rival lama dari Amerika Serikat bahkan sejak dari negara itu masih berbentuk Federasi Uni Soviet. Ditambah juga pemberitaan negara Ukraina mendapatkan bantuan secara materi dari negara-negara barat khususnya Amerika Serikat semakin membuat alasan untuk mendukung invasi Rusia tersebut.

Baca juga: Biografi Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senjata Terkenal Asal Uni Soviet

Bisa dikatakan pula dukungan invasi Rusia yang diberikan oleh netizen Indonesia karena beberapa masih menganggap bahwa konflik ini lebih tertuju ke Rusia melawan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Sehingga mengabaikan kondisi Ukraina sebagai salah satu korban dari konflik ini. 

Dukungan terhadap Rusia ini bagi sebagian masyarakat Indonesia juga dianggap dukungan terhadap negara-negara Islam yang di mana dalam pemberitaan media selalu menjadi pihak korban dari aksi-aksi politik maupun bersenjata yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Hingga tidak heran Indonesia menjadi salah satu negara yang justru mendukung aksi invasi Rusia ke Ukraina.

Sejatinya segala macam bentuk penjajahan di dunia ini bukanlah sesuatu hal yang baik, bahkan kita sebagai bangsa Indonesia harusnya menolak tegas hal tersebut karena sudah tertanam dalam prinsip bernegara. Namun, memang dalam realita yang ada masyarakat kita perasaan-perasaan personal yang seringkali pula tidak berlandaskan sesuatu hal yang kuat menjadi pemicu tidak sesuainya dengan prinsip yang dianut.

Editor: Firmansah Surya Khoir
Illustrator: Salman Al Farisi

Bagikan di:

Artikel dari Penulis