Perbedaan Penggunaan Titik Dua (:) dan Titik Koma (;)

Perbedaan Penggunaan Titik Dua dan Titik Koma

Perbedaan Penggunaan Titik Dua (:) dan Titik Koma (;) – Titik dua (:) dan titik koma (;) adalah dua tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan untuk memperjelas makna kalimat. Sebagai tanda baca penjeda, kedua diletakkan pada tengah kalimat dengan spasi setelahnya dan tanpa spasi sebelumnya. Walaupun keduanya memiliki fungsi yang mirip, yaitu memisahkan unsur-unsur dalam kalimat, penggunaannya memiliki aturan tertentu yang membedakannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang perbedaan dan cara penggunaan titik dua dan titik koma.

Titik Dua (:)

Titik dua digunakan untuk memperkenalkan daftar, kutipan, penjelasan, atau ilustrasi yang relevan dengan kalimat sebelumnya. Berikut adalah beberapa aturan utama dalam penggunaan titik dua:

a. Memperkenalkan Daftar

Titik dua digunakan untuk memperkenalkan daftar item setelah kalimat yang telah lengkap.

Contoh:

Ibu membeli beberapa bahan makanan: tomat, bawang, kentang, dan cabai.

Ingat! Pada kasus ini, titik dua (:) dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.  Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Jadi, kuncinya dua:

  1. ada pernyataan lengkap; dan
  2. ada pemerincian atau penjelasan.

Ibu membeli beberapa bahan makanan. (Pernyataan lengkap)

Tomat, bawang, kentang, dan cabai. (Pemerincian)

Baca juga: Perbedaan Adalah, Ialah, Merupakan, Yaitu, dan Yakni

Contoh yang salah:

Ibu membeli: tomat, bawang, kentang, dan cabai.

Klausa ‘Ibu membeli” bukan pernyataan lengkap karena kita membutuhkan objek untuk menjelaskan apa yang dibeli Ibu. Maka, kita tidak memerlukan titik dua dalam kalimat tersebut.

Ibu membeli tomat, bawang, kentang, dan cabai. (Benar)

Contoh salah yang lain:
1. Sekolah ini menawarkan berbagai ekstrakurikuler di antaranya: teater, robotika, dan fotografi.

2. Adik bermain dengan tiga temannya, yaitu: Fais, Rangga, dan Yuka.

Kalimat di atas salah karena setelah di antaranya dan yaitu tidak boleh pakai titik dua karena pernyataan tersebut bukan pernyataan lengkap.

Kalimat yang benar:

Sekolah ini menawarkan berbagai ekstrakurikuler di antaranya teater, robotika, dan fotografi.

Perhatikan polanya!

… di antaranya: … (salah)

… antara lain: … (salah)

… yaitu: … (salah)

… adalah: … (salah)

… berikut: … (benar)

…sebagai berikut: … (benar)

b. Memperkenalkan Penjelasan atau Uraian

Titik dua digunakan untuk memperkenalkan penjelasan lebih lanjut setelah kalimat yang mengandung klaim atau pernyataan yang lebih umum.

Contoh:

1. Ketua: Dedy Sumargo

Sekretaris: Wahyu Julian

2. Semua peserta harus memenuhi syarat berikut: usia minimal 18 tahun, sudah terdaftar di aplikasi, dan memiliki rekening bank.

Tidak hanya pada kalimat, tanda titik dua juga menjadi penjelas atau pemerinci bagian atau kata sebelumnya, termasuk juga dipakai di antara (1) jilid atau nomor dan halaman; (2) surah dan ayat; (3) judul dan anak judul; serta (4) kota dan penerbit pada daftar pustaka.

Contoh:

  1. Jurnal Linguistika, XXV, No. 3/2019: 45
  2. Surah An-Nisa: 10—12
  3. Gramatika Bahasa Indonesia: Sebuah Kajian
  4. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

c. Memperkenalkan Kutipan

Titik dua juga digunakan untuk memperkenalkan kutipan langsung atau tidak langsung.

Contoh:

Presiden mengingatkan dalam pidatonya: “Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.”

Dalam kasus ini, tanda titik dua biasanya juga digunakan di antara kata yang menunjukkan pelaku dalam naskah drama dengan dialognya. Contoh:

Ibu: “Tolong belikan tepung di warung sebelah.”

Aku: “Tokonya tutup, Bu.”

d. Menghubungkan Kalimat yang Saling Berkaitan

Kadang-kadang titik dua digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang saling berkaitan erat, di mana kalimat kedua menjelaskan atau memperinci kalimat pertama.

Contoh:

Dia memiliki satu tujuan utama: mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Titik Koma (;)

Tanda titik koma (;) adalah satu tanda baca yang kurang dipahami kegunaannya. Titik koma memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan titik dua. Secara umum, titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dalam kalimat yang sudah kompleks atau untuk memisahkan kalimat utama yang berdiri sendiri, tetapi masih berhubungan.

Berikut adalah beberapa aturan utama penggunaan titik koma:

a. Memisahkan Kalimat Setara dalam Kalimat Majemuk

Titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung (konjungsi) untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk.

Contoh:

Hari sudah malam, sedangkan anak-anak masih membaca buku.

Kakak membaca majalah dan adik menonton televisi.

Dia adalah perempuan tercantik bahkan dia juga paling pandai di kelasnya.

Baca juga: Perbedaan Penggunaan Preposisi “di”, “ke”, “pada”, dan “kepada”

Ketiga kalimat di atas sama dengan:

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

Kakak membaca majalah; adik menonton televisi.

Dia adalah perempuan tercantik; dia juga paling pandai di kelasnya.

Ingat! Salah satu bentuk kalimat majemuk setara adalah “setara menggabungkan”. Kalimat ini ditandai dengan konjungsi “dan”. Namun, kita tidak bisa membuat kalimat seperti ini:

Aku dan kamu akan bahagia selamanya.

Kata dan dalam kalimat tersebut tidak bisa diganti tanda titik koma (;) karena kalimat tersebut bukan kalimat majemuk.

b. Memisahkan Bagian dalam Perincian yang Mengandung Koma

Titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dalam perincian yang sudah mengandung koma, terutama jika perincian tersebut berupa frasa verbal. Dalam kasus ini, tanda titik koma menggantikan peran tanda koma.

Contoh:

  1. Ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu menulis makalah; adik membaca cerita pendek.
  2. Dalam perjalanan ke Jakarta, kami melewati Bandung, kota yang terkenal dengan udara sejuknya; Cirebon, dengan kuliner khasnya; dan Semarang, yang memiliki banyak situs bersejarah.

Selain dalam bentuk kalimat, tanda titik koma juga digunakan sebagai pemisah butir perincian yang ditulis ke bawah, bahkan ketika butir-butir itu tidak mengandung tanda koma atau tidak berupa klausa. Ketentuan ini biasanya digunakan dalam penulisan peraturan perundang-undangan. Contoh:

Pengaturan Bea Meterai dilaksanakan berdasarkan asas:

      a. kesederhanaan;

      b. efisiensi;

      c. keadilan;

      d. kepastian hukum; dan

      e. kemanfaatan.

Ingat! Aturan penulisan seperti di atas hanya berlaku pada peraturan perundang-undangan. Selain itu, bagian pembuka seperti pada contoh di atas tidak diakhiri tanda baca apa pun (kalimat dianggap masih berlanjut) dan tiap butir diakhiri oleh tanda koma, bukan tanda titik koma.

Perbedaan Utama Titik Dua dan Titik Koma

AspekTitik Dua (:)Titik Koma (;)
Fungsi UtamaMemperkenalkan daftar, penjelasan, kutipan, atau uraian.Memisahkan kalimat yang berdiri sendiri tetapi saling berkaitan erat.
Penggunaan pada DaftarDigunakan untuk memperkenalkan daftar item setelah klausa yang lengkap.Tidak digunakan untuk memperkenalkan daftar.
Penggunaan pada PenjelasanMemperkenalkan penjelasan atau uraian lebih lanjut setelah kalimat utama.Tidak digunakan untuk memperkenalkan penjelasan.
Penggunaan pada KutipanDigunakan untuk memperkenalkan kutipan langsung atau tidak langsung.Tidak digunakan untuk memperkenalkan kutipan.
Penggunaan dalam KalimatDigunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu menjelaskan kalimat sebelumnya.Memisahkan dua kalimat panjang yang memiliki hubungan erat, tapi lebih rumit.
Penggunaan dalam Daftar KompleksTidak digunakan dalam daftar yang sudah mengandung koma.Digunakan untuk memisahkan elemen dalam daftar yang sudah mengandung koma.
Contoh“Ada tiga hal yang harus kamu lakukan: belajar, berlatih, dan berdoa.”“Saya suka membaca buku, terutama novel fiksi; saya juga senang menulis cerita.”

Penggunaan titik koma dan titik dua harus memperhatikan konteks dan struktur kalimat. Titik dua (:) lebih tepat digunakan untuk memperkenalkan sesuatu yang spesifik, seperti daftar atau kutipan, sementara titik koma (;) berguna untuk memisahkan kalimat yang sudah kompleks namun tetap terkait erat satu sama lain. Dengan menguasai penggunaan kedua tanda baca ini, kita tidak hanya akan memperbaiki struktur kalimat, tetapi juga membuat tulisan kita lebih terorganisir dan teratur.

Bagikan di:

Artikel dari Penulis