7 Alasan Kenapa Orang Berpikir Semua Lulusan UIN Merupakan Ahli Agama – Kalau ada stigma positif yang kurang menyenangkan, mungkin salah satunya adalah stigma yang menempel pada lulusan UIN. Banyak orang yang beranggapan bahwa lulusan dari kampus UIN, semuanya adalah ahli agama. Padahal sebenarnya belum tentu semua lulusan UIN adalah ahli agama.
Memang sangat sulit untuk mengatur stigma orang lain kepada diri kita. Tapi kalau boleh dianalisis berdasarkan pengalaman pribadi saat kuliah dan menjadi lulusan UIN. Ada beberapa hal yang membuat masyarakat menganggap bahwa semua lulusan UIN adalah ahli agama. Apa saja itu? simak penjelasan sebagai berikut.
- Nama Kampus
Kalau ada satu hal yang memiliki beban berat pada nama. Bisa dibilang UIN termasuk salah satunya. Bagaimana tidak? Dalam nama UIN, ada kata Islam. Terlebih setelah kata UIN biasanya ditambah nama tokoh agama termasyhur di Indonesia.
Tapi yang merasa berat menanggung nama UIN bukan dosen, mahasiswa, atau lulusan kampus yang orangnya lurus dalam beragama. Lulusan UIN seperti saya, yang ketika beribadah masih males-malesan, kerap merasa berat ketika menanggung status seorang lulusan UIN. Apalagi kalau dianggap alim dan ahli agama.
- Jurusan
Di kampus UIN, nyaris semua jurusan ada tambahan kata Islam atau syariah-nya. Contohnya adalah Akuntansi Syariah, Hukum Pidana Islam, dan Manajemen Pendidikan Islam. Asal kalian tau, walaupun ada tambahan kata Islam atau syariah. Belum tentu seorang lulusan dari jurusan tersebut menjadi ahli agama. Mereka yang merupakan lulusan jurusan tersebut akan menjadi ahli, atau memiliki kebiasaan dalam masing-masing bidangnya seperti keuangan, hukum, dan pendidikan.
- Mata Kuliah
Apapun jurusan kamu di UIN, pasti akan ada mata kuliah wajib terkait keislaman. Mulai dari Bahasa Arab, Hadits, sampai Ilmu Al-Qur’an. Meskipun kami sebagai alumni UIN wajib lulus pada setiap mata kuliah tersebut. Belum tentu kami sangat paham dan tau terkait mata kuliah agama.
Ada banyak lulusan UIN (termasuk saya) yang hanya mampu meraih nilai C dalam mata kuliah agama. Ya enggak apa-apalah dapat nilai C, yang penting bisa lulus. Daripada harus mengulang di semester depan bersama adik kelas, kan malu hehe.
- Gelar Sarjana
Setau saya, pada zaman dulu (jauh sebelum saya kuliah), setiap lulusan UIN mendapatkan gelar S.Ag. (Sarjana Agama). Dan anggapan masyarakat zaman dulu, kalau orang memiliki gelar sarjana berarti dia ahli dalam bidangnya. Misal sarjana hukum berarti dia memiliki keahlian di bidang hukum. Begitu juga orang yang memiliki gelar sarjana agama berarti memiliki keahlian dalam bidang agama.
- Banyak Pondok Pesantren di Sekitaran Kampus UIN
Buat kamu yang berangkat kerja, kuliah, atau sekolah melintasi daerah kampus UIN. Pasti akan sadar bahwa di sekitaran kampus UIN, banyak berdiri pondok pesantren. Sebenarnya bukan hanya di sekitaran kampus saja ada pondok pesantren. Bahkan di dalam kampus UIN pun biasanya terdapat pondok pesantren yang sengaja dibangun oleh kampus.
Seperti halnya daerah yang banyak berdiri pondok pesantren pada umumnya. Daerah kampus UIN dan sekitarnya akan dianggap sebagai daerah yang Islami. Dan masyarakatnya dianggap memegang teguh prinsip Islam.
- Civitas Akademik UIN Kebanyakan Santri dan Pemuka Agama
Sebagian besar civitas akademik UIN adalah santri lulusan pesantren, ustaz, dan kiai. Bahkan di antara dosen dan/atau guru besar UIN biasanya merupakan ulama atau kiai termasyhur di kota tempat kampus UIN berdiri. Jadi wajar kalau ada masyarakat yang menganggap lulusan UIN adalah ahli agama. Lah wong, dosen atau guru besarnya saja ulama termasyhur.
- Budaya Pondok Pesantren yang Lekat di Lingkungan UIN
Bukan hanya civitas akademiknya saja yang merupakan santri dan pemuka agama. Budaya di kampus UIN biasanya juga lekat dengan pondok pesantren. Hal ini dapat terlihat dari sopan santun mahasiswanya, gaya berpakaian mahasiswa dan dosennya, serta berbagai kegiatan agama yang kerap dilaksanakan di kampus.
Begitu kira-kira yang membuat banyak orang beranggapan bahwa semua lulusan UIN adalah ahli agama. Percayalah, enggak semua lulusan UIN adalah ahli agama. Salah satu contohnya adalah saya.
Editor: Firmansah Surya Khoir
Visual Designer: Al Afghani