Biografi Sultan Baibars, Mantan Budak yang Berhasil Mengalahkan Pasukan Mongol dan Pasukan Salib – Sultan Baibars adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam, khususnya dalam periode Dinasti Mamluk. Ia merupakan salah satu sultan terbesar dan pahlawan dalam sejarah Timur Tengah yang memimpin Dinasti Mamluk dalam mengalahkan pasukan Mongol.
Sultan Baibars memimpin Dinasti Mamluk selama hampir 17 tahun, dari tahun 1260 M hingga kematiannya pada tahun 1277 M. Pada masa pemerintahannya, Sultan Baibars berhasil merebut kembali Yerusalem dari tangan Tentara Salib serta memperluas kekuasaan Mamluk hingga ke wilayah-wilayah seperti Suriah dan Mesopotamia.
Biodata Sultan Baibars
Nama Lengkap | Al-Malik az-Zahir Ruknuddin Baibars al-Bunduqdari Abu al-Futuh |
Jabatan | Sultan Dinasti Mamluk |
Masa Berkuasa | 1260 – 1277 M |
Tahun lahir | 19 Juli 1223 |
Tahun wafat | 1 Juli 1277 M di usia 54 tahun |
Biografi Sultan Baibars
Kehidupan Awal
Sultan Baibars lahir pada tahun 1223 M di desa Yilan dalam wilayah Mongol di dekat Danau Issyk Kul di Asia Tengah. Ia berasal dari keluarga yang relatif miskin dan tidak terlalu terkenal di kawasan tersebut. Ketika masih kecil, Baibars bersama keluarganya dijual sebagai budak kepada seorang pedagang dan dibawa ke wilayah Mesir. Di sana, ia dibeli oleh seorang panglima militer Mamluk yang terkenal bernama Aybak dan dijadikan anak angkatnya.
Sejak itu, Baibars mengabdikan dirinya pada Dinasti Mamluk dan memperoleh pendidikan militer yang sangat baik. Ia kemudian bergabung dengan pasukan Mamluk dan berhasil naik pangkat dengan cepat berkat keterampilannya dalam strategi perang. Baibars terkenal dengan keberanian dan ketangguhannya dalam pertempuran, dan menjadi sosok yang sangat dihormati dan diandalkan di kalangan pasukan Mamluk.
Mengalahkan Pasukan Salib dan Mongol
Baibars adalah seorang Jenderal militer Dinasti Mamluk pada abad ke-13 yang dikenal karena kemenangannya dalam pertempuran melawan pasukan Salib dan Mongol. Baibars adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah dunia Islam karena ia berhasil mempertahankan kekuasaan dan melawan invasi asing yang mencoba menguasai wilayah Timur Tengah pada masa itu.
Pertempuran Baibars melawan pasukan Salib terjadi pada tahun 1260 M, ketika pasukan Salib menyerbu wilayah Palestina dan mencoba merebut kembali Yerusalem yang sebelumnya telah dikuasai oleh Muslim. Baibars memimpin pasukan Muslim dalam pertempuran ini dan berhasil mengalahkan pasukan Salib di pertempuran Ain Jalut. Kemenangan ini sangat penting karena menandai akhir dominasi militer pasukan Salib di wilayah Timur Tengah dan memperkuat kekuasaan Islam di sana.
Setelah kemenangan melawan pasukan Salib, Baibars berhadapan dengan pasukan Mongol yang berusaha menaklukkan wilayah Muslim di bawah kepemimpinan Hulagu Khan. Pada tahun 1260, pasukan Mongol menyerbu Damaskus dan berhasil merebut kota itu setelah mengalahkan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Saifuddin Qutuz. Namun, Baibars berhasil mengumpulkan pasukan Muslim dan melancarkan serangan balik yang sukses mengusir pasukan Mongol dari wilayah tersebut.
Pada 3 September 1260 M, pasukan Mamluk yang dipimpin oleh Baibars melawan pasukan Mongol di dataran Ain Jalut, dekat Kota Nazareth. Pasukan Mamluk memiliki keuntungan taktis dan strategis. Pasukan Mamluk menggunakan pasukan kavaleri berat untuk menyerang pusat pasukan Mongol dan memotong jalur pasukan Mongol untuk mundur.
Serangan tersebut membuat kebingungan di dalam pasukan Mongol dan menyebabkan pasukan Mongol mengalami kekalahan telak. Hulagu Khan sendiri berhasil melarikan diri dari medan perang, tetapi pasukannya hancur dan tidak mampu lagi melanjutkan kampanye militernya di Suriah.
Setelah kemenangan ini, Baibars dan pasukannya terus mengusir pasukan Salib yang masih tersisa di wilayah Suriah. Dalam waktu tiga tahun, pasukan Mamluk berhasil merebut kembali kota-kota penting seperti Yerusalem, Akko, dan Tripoli dari tangan pasukan Salib. Baibars sendiri terus memimpin pasukannya dalam serangkaian kampanye militer dan memperkuat kekuasaannya di Suriah dan Mesir.
Pertempuran Baibars melawan pasukan Salib dan Mongol sangat penting dalam sejarah dunia Islam dan wilayah Timur Tengah. Kemenangan Baibars dalam pertempuran ini menandai akhir dari era Salib dan Mongol di wilayah tersebut dan memperkuat kekuasaan Islam di sana. Keberhasilan Baibars juga menunjukkan kemampuan dan keberanian militer Muslim dalam menghadapi ancaman dari pasukan asing pada masa itu.
Memimpin Kudeta dan Berhasil Menjadi Sultan Dinasti Mamluk
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Mongol, Baibars menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam Dinasti Mamluk. Ia terpilih sebagai sultan pada tahun 1260 setelah kematian Sultan Qutuz dalam sebuah kudeta yang dipimpin oleh Baibars dan beberapa tokoh Mamluk lainnya. Baibars berhasil memimpin pasukan Mamluk dalam serangkaian kampanye militer yang sukses dan menaklukkan wilayah-wilayah yang sangat luas di wilayah Timur Tengah.
Sultan Baibars sangat pandai dalam diplomasi. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara lain, terutama negara-negara Muslim di sekitarnya. Ia sering melakukan perjanjian damai dengan negara-negara tersebut, dan bahkan pernah menikahkan putrinya dengan seorang pangeran dari Kekaisaran Mongol untuk mengamankan hubungan diplomasi antara kedua negara.
Dalam bidang agama, Sultan Baibars juga sangat taat dan memperhatikan masalah keagamaan. Ia memperbaiki masjid-masjid dan madrasah, serta mendukung pengajaran agama di wilayah kekuasaannya. Ia juga melarang perjudian dan minuman keras, serta memberikan dukungan finansial kepada para ulama.
Secara keseluruhan, kemampuan Sultan Baibars adalah sebagai seorang pemimpin militer yang luar biasa, diplomat yang cerdas, dan pemimpin yang adil dan bijaksana dalam memerintah wilayahnya. Ia merupakan salah satu tokoh paling penting dalam sejarah dunia Islam, dan warisannya masih terasa hingga saat ini.
Selama masa pemerintahannya, Baibars berhasil mengembangkan kota-kota dan jalan-jalan di wilayahnya. Ia juga membangun benteng-benteng pertahanan di sepanjang perbatasan untuk melindungi wilayahnya dari invasi asing. Selain itu, Baibars juga mempromosikan perdagangan dan membangun hubungan dengan negara-negara lain di sekitarnya.
Sultan Baibars juga terkenal karena kebijakan toleransinya terhadap orang Kristen dan Yahudi di wilayahnya. Meskipun ia adalah seorang Muslim yang taat, Sultan Baibars memperbolehkan orang Kristen dan Yahudi untuk mempraktikkan agama mereka secara bebas dan memberikan mereka hak-hak yang sama dengan orang-orang Muslim.
Setelah Baibars menjadi Sultan Mamluk di wilayah Mesir dan memperkuat kekuasaan Islam di wilayah Timur Tengah. Ia terkenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan memiliki kemampuan militer yang hebat. Baibars juga dikenal karena membangun infrastruktur dan institusi keagamaan di wilayah yang dikuasainya.
Editor: Widya Kartikasari
Visual Designer: Al Afghani