Biografi Mochtar Lubis, Api Revolusi melalui Goresan Tinta

Biografi Mochtar Lubis

Biografi Mochtar Lubis, Api Revolusi melalui Goresan Tinta – Membicarakan sastrawan angkatan 60-an, tentunya nama seorang Mochtar Lubis tidak akan luput dari para pecinta sastra. Karya-karyanya yang luar bisa banyak tersebar dan digemari oleh para pecinta sastra. Berikut biografi lengkap Mochtar Lubis, sastrawan ternama Indonesia yang sampai kini karyanya masih eksis dan banyak dibaca.

Biografi Mochtar Lubis

Kehidupan Awal dan Pendidikan

7 Maret 1922 di Padang, lahirlah seorang sastrawan besar bernama Mochtar Lubis.  Mochtar Lubis merupakan keturunan dari suku Mandailing dari desa Muara Soro, Tapanuli Hulu. Ayahnya bernama Mara Husain Lubis dan ibunya Bernama Siti Madina Nasution. Ayahnya merupakan bangsawan mandailing yang bergelar Raja Pandapotan dan anggota dewan pengadilan atau Namora Natoras (bangsawan sesepuh) dan juga merupakan Pejabat Senior di pemerintahan kolonial Belanda. Mochtar Lubis memiliki istri bernama Siti Halimah Kartawijaya yang dikenalnya saat menjadi penulis ringkasan berita dari radio Jepang.  

Walaupun Mochtar Lubis berasal dari suku Mandailing dan ayahnya merupakan bangsawan dari suku Mandailing, Mochtar Lubis tumbuh besar di luar kawasan Mandailing. Sebab pada tahun 1915 ayahnya diangkat menjadi Asisten Bupati (Demang) di Padang. Pada tahun 1929, ayah Mochtar Lubis diangkat menjadi Demang Kerinci dan berpindah ke Kota Kecil Sungai Penuh.

Baca juga: Biografi Buya Hamka, Penulis Novel “Tenggelamnya Kapan Van Der Wijck”

Mochtar Lubis mengawali masa pendidikan di Sekolah Rakyat selama satu tahun, kemudian masuk Holland Inlandsche School (HIS). HIS adalah sekolah formal yang menekankan hafalan, melihat fakta-fakta, dan menggunakan Bahasa belanda untuk berkomunikasi sehari-hari. Namun, bakat menjadi seorang sastrawan muncul ketika Mochtar Lubis mengenyam pendidikan di HIS. Setelah lulus dari HIS, Mochtar Lubis kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Ekonomi yang diprakarsai oleh S.M Latif di Kayutanam. Sekolah ini memiliki orientasi belajar gaya barat yang memberikan keahlian praktis untuk lulusannya menjadi mandiri dan berguna bagi masyarakat. Di sekolah inilah tekad nasionalis seorang Mochtar Lubis mulai nampak.

Api Revolusi Wartawan Pejuang

Setelah lulus dari HIS, Mochtar Lubis kemudian menjadi guru di HIS Teluk Dalam Pulau Nias. Akan tetapi, tak lama kemudian Mochtar Lubis dikeluarkan dari sekolah lantaran mengajarkan murid-muridnya bernyanyi lagu Indonesia Raya di bawah tiang bendera merah putih. Hal ini membuktikan akan rasa cintanya kepada tanah air yang rindu akan kemerdekaan. Kemudian, Mochtar Lubis merantau ke Batavia (Jakarta). Di Jakarta, Mochtar pernah bekerja di sebuah bank, tetapi tak lama setelah banknya bangkrut, ia menjadi penulis ringkasan berita dari radio milik Jepang semasa pendudukan Jepang di Indonesia. 

Setelah Jepang menyerah pada 17 Agustus 1945 dan akhirnya Indonesia merdeka, Mochtar bergabung dengan kantor berita Indonesia Antara dan menjadi reporter buletin bahasa Inggris yang diedit oleh Antara untuk pasukan sekutu yang datang ingin mengambil alih Indonesia. Pada tahun 1946, pemerintah Indonesia memindahkan ibukota ke Yogyakarta sehingga kantor pusat Antara juga ikut pindah. Namun, Mochtar Lubis tetap bertahan di Jakarta, dengan sesekali pergi ke Yogyakarta untuk meliput jalannya pemerintahan.

Memori kehidupan yang paling tidak bisa dilupakan saat Mochtar Lubis menggeluti dunia pers adalah ketika menjadi pemimpin koran harian Indonesia Raya yang hidup dalam dua masa pemerintahan Indonesia, yaitu masa orde lama dan orde baru. Indonesia Raya merupakan koran dengan gaya investigasi yang agresif, yang kerap membongkar beberapa isu politik yang tersembunyi. Hal ini merupakan corak idealisme Mochtar Lubis sebagai jurnalis yang lugas tanpa kompromi.

Konten berita Indonesia Raya yang sering mengundang amarah dari beberapa kelompok politik yang merasa terbongkar aibnya membuat Indonesia Raya mendapatkan banyak ancaman. Hingga sampai puncaknya tanggal 21 Desember 1956, Mochtar Lubis ditangkap dan dipenjara. Tulisan-tulisan yang seharusnya diterbitkan, banyak dilarang untuk terbit oleh pemerintah saat itu.

Baca juga: Biografi Abdoel Moeis, Seorang Wartawan, Politikus, dan Sastrawan

Bahkan, ketika masa orde baru pun juga demikian. Ketika masa terbit Indonesia Raya periode kedua 30 Oktober 1968 yang awalnya mendukung pemerintahan Soeharto, lambat laun mulai menjauh. Banyak kritik yang dilayangkan melalui tulisan-tulisan. Sampai saat pemilu tahun 1971, ketika golkar menjadi partai pemenang pemilu, Indonesia Raya banyak mengeluarkan berita yang isinya membongkar praktik-praktik kejahatan yang dilakukan pemerintah beserta kelompoknya. Sampai tahun 1974, koran Indonesia Raya resmi dicabut dan Mochtar Lubis ditangkap dan dipenjara. Walaupun demikian, hal ini tidak membuat semangat Mochtar Lubis mati begitu saja. Mochtar Lubis masih rajin untuk menulis hingga akhir hayatnya. Karya-karya yang luar biasa dihasilkan merupakan cerminan sang jurnalis revolusioner. Karya-karya luar biasa Mochtar Lubis yaitu Harimau! Harimau!, Jalan Tak Ada Ujung, Senja Di Jakarta, Manusia Indonesia, dan lain-lain.

Demikianlah biografi singkat Mochtar Lubis, seorang sastrawan ternama Indonesia.

Referensi:

Hill, David T. (2011). Jurnalisme dan politik di Indonesia, biografi kritis Mochtar Lubis (1992-2004) sebagai pemimpin redaksi dan pengarang. Yayasan Pustaka Obor.

Atmakusumah. (1992). Mochtar Lubis wartawan jihad. Kompas.

Editor: Widya Kartikasari
Illustrator: Salman Al Farisi

Bagikan di:

Artikel dari Penulis