Biografi Sunan Kalijaga, Pendakwah dengan Jalan Kesenian

Biografi Sunan Kalijaga

Biografi Sunan Kalijaga, Pendakwah dengan Jalan Kesenian – Membahas tentang sejarah perkembangan Islam di nusantara, tentunya tidak bisa lepas dan bahkan jangan sampai melupakan jasa para wali songo. Di antara kesembilan wali tersebut, salah satunya adalah Sunan Kalijaga. Untuk mengetahui lebih jauh tentang beliau, berikut biografi singkat Sunan Kalijaga.

Biografi Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada 1450 dengan nama asli Santi Kusumo. Sunan Kalijaga merupakan putra dari empu Santi badra, kakeknya bernama Badranala dan buyutnya bernama Maladresmi, seorang raja lasem yang bergelar Rajasawardana. Nama lain Sunan Kalijaga adalah Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Sunan Kalijaga adalah adik dari Dan Mpu Awang (Santi Puspo/Sayid Abubakar ) dan merupakan adalah anak terkahir dari sepuluh bersaudara.

Silsilah Sunan Kalijaga

Ada beberapa pendapat yang berkembang mengenai silsilah Sunan Kalijaga ini, ada beberapa versi yang ditemukan, yaitu versi Jawa, Arab, dan China. 

Silsilah Sunan Kalijaga dari Versi Jawa:

Adipati Ponorogo
Arya Wiraraja atau Banyak Wide.
Arya Adikara atau Arya Ranggalawe.
Arya Teja I (Bupati Tuban).
Arya Teja II.
Arya Teja III (Syekh Subakir).
Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta, (beristeri Dewi Nawang Arum)
Sunan Kalijaga.

Silsilah Sunan Kalijaga dari Versi Arab

Sayyidina Abbas (paman Rasulullah Muhammad SAW),
Sayyidina Ibnu Abbas
Ali bin Abdullah bin Abbas (Tabi’in)
Syekh Abdul Wahid Qormain
Syekh Wahid Rumi
Syekh Mudzakir Rumi
Syekh Khoromis
Syekh Abdullah
Syekh Abdurrahman atau Arya Teja I.
Aryo Dikoro atau Arya Teja II.
Syekh Subakir atau Arya Teja III.
Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta.
Raden Syahid (Said) atau Sunan Kalijaga.

Silsilah Sunan Kalijaga Versi China:

Adipati Ponorogo
Arya Wiraraja atau Banyak Wide
Arya Adikara atau Ranggalawe.
Arya Teja I (Bupati Tuban).
Arya Teja II.
Arya Teja III.
Nawang Arum, bersuami Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta),
Sunan Kalijaga

Baca juga: Syekh Siti Jenar dan Ide Sebuah Masyarakat

Pernikahan dan Dakwah Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga menikah sebanyak dua kali, pertama dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan yang kedua menikah dengan Puteri Aria Dikara. Pernikahan pertama Sunan Kalijaga memiliki 3 anak, yaitu R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah. Sedangkan pernikahan kedua Sunan Kalijaga memiliki 1 anak, yaitu Raden Ayu Panengah.

Menurut sebuah cerita, Sebelum menjadi Walisongo, Sunan Kalijaga adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, atau dalam artian ia merampok orang-orang yang kaya. Hasil curiannya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin. Suatu hari, Saat Sunan Kalijaga berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah Sunan Bonang. Karena tongkat itu dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sang Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Sunan Bonang menasihati Sunan Kalijaga bahwa Allah Swt. Tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan, bila Sunan Kalijaga ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh Sunan Bonang.

Saat itu Sunan Kalijaga ingin menjadi murid Sunan Bonang. Sunan Bonang lalu menyuruh Sunan Kalijaga untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Sunan Kalijaga tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. 

Tiga tahun berlalu, akhirnya Sunan Bonang datang dan membangunkan Sunan Kalijaga. Saat itulah ia mendapat gelar Kalijaga dari Sunan Bonang. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang. Kalijaga lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan guru sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Ia memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Sunan Kalijaga lah yang menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu (“Petruk Jadi Ratu”).

Wafatnya Sunan Kalijaga

Ketika wafat, ia dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan lebih dari 100 tahun. Maka dari itu ia diperkirakan wafat pada masa kekuasaan Majapahit (berakhir 1478).Makam Sunan Kalijaga di Demak ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang-orang dari seluruh indonesia.

Demikianlah biografi Sunan Kalijaga atau Raden Said yang silsilahnya memang banyak versinya. Bahkan ada yang menyatakan bahwa nasab beliau sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat.

Referensi

Soekirno, Ade (1994). Sunan Kalijaga: asal-usul mesjid agung demak: cerita rakyat Jawa Tengah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

SEO Editor: Daliana Fehabutar
Illustrator: Salman Al Farisi

Bagikan di:

Artikel dari Penulis