Biografi Daniel Maukar, Pilot Potensial yang Melakukan Aksi Gila dengan Menyerang Istana Negara – Sepanjang sejarah berdirinya, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau yang kini dikenal dengan nama TNI-AU melahirkan banyak sekali pilot-pilot pesawat tempur yang memiliki nama dan reputasi gemilang. Bahkan, pada dekade 1950-an hingga awal 1960-an, reputasi para pilot AURI kala itu cukup dibanggakan karena kerap kali sukses melakukan misi pertempuran guna memberantas pemberontakan yang seringkali terjadi kala itu.
Namun, dari sekian banyak pilot-pilot AURI yang sukses mengukirkan reputasi gemilang dalam sejarahnya, terdapat satu nama yang mungkin bisa dibilang merupakan pilot yang menjadi “noda hitam” tersendiri bagi reputasi pilot-pilot AURI kala itu. Dia adalah Daniel Maukar, seorang pilot AURI yang pernah melakukan aksi terlewat gila dengan menyerang istana negara pada tahun 1960.
Biografi Daniel Maukar
Kehidupan Pribadi dan Bergabung dengan Kemiliteran
Daniel Maukar atau yang memiliki nama lengkap Daniel Alexander Maukar merupakan seorang pilot pesawat jet tempur AURI kelahiran Bandung, Jawa Barat pada tanggal 20 April 1932 dan mengalami masa kecilnya di Menteng, Jakarta. Beliau merupakan keturunan Minahasa, anak dari Karel Herman Maukar dan ibunya Enna Talumpea. Tidak diketahui banyak informasi yang disebutkan mengenai kehidupan pribadi dari Daniel Maukar selain asal usulnya yang merupakan keturunan etnis Minahasa. Namun, satu hal yang seringkali disebutkan adalah Daniel Maukar termasuk anak yang cukup cerdas sehingga bisa lolos masuk ke dalam dinas militer AURI saat itu.
Selama menempuh pendidikan penerbang di AURI, dia dibimbing oleh Heru Atmodjo yang merupakan seorang penerbang senior di AURI kala itu. Dani, yang merupakan sapaan dari Daniel Maukar, dikenal pula sebagai seorang pilot muda yang cerdas dan memiliki potensi tinggi sebagai calon pilot pesawat tempur saat itu. Bahkan, menurut mentornya, dia dianggap sebagai salah satu anggota terbaik dari kawan-kawan segenerasinya kala itu. Hal inilah yang membuat dia dipercaya menjadi pilot tempur AURI dan dipercaya menggunakan pesawat jet tempur Mikoyan MiG-17 yang saat itu merupakan salah satu pesawat tempur tercanggih yang dimiliki Indonesia pada dekade 1960-an. Akan tetapi, dengan pesawat inilah dia kemudian memberikan sejarah paling kelam dan gila yang akan selalu diingat oleh TNI-AU atau AURI kala itu.
Aksi Gila Menembaki Istana Negara dan Depot Bahan Bakar
Daniel Maukar memang berkawan baik dengan beberapa orang yang terindikasi terlibat gerakan separatis Permesta dan PRRI pada dekade akhir 1950-an. Meskipun hal ini tidak diketahui secara luas oleh orang-orang di kemiliteran, diyakini pengaruh doktrin untuk membelot kepada Permesta diberikan oleh kakaknya sendiri yang menetap di Bandung, yakni Herman Maukar. Herman Maukar memang dikenal sebagai salah satu orang yang memiliki relasi dengan Sam Karundeng yang memang dikenal sebagai salah satu tokoh dalam kegiatan separatism di Permesta kala itu.
Melalui kakaknya tersebut, akhirnya Daniel Maukar terbujuk untuk membelot dari AURI dan akan dimasukkan ke dalam skuad penerban AUREV (Angkatan Udara Revolusioner) yang merupakan sayap udara Permesta kala itu. Kemampuan Daniel yang dianggap cukup potensial dan akses yang dimilikinya terhadap alutsista AURI kala itu menjadi pertimbangan untuk merekrutnya di samping dia merupakan etnis Minahasa yang pastinya memiliki kedekatan emosional.
Misi serangan yang dilakukan oleh Daniel Maukar kemudian ditentukan pada tanggal 9 Maret tahun 1960 ketika dia diperintahkan untuk menyerang beberapa target. Awalnya dia diperintahkan untuk menyerang Landasan Udara Halim Perdanakusuma, tetapi dia menolak karena menganggap pangkalan itu adalah “rumah”-nya. Pada akhirnya, serangan tersebut diarahkan ke beberapa depot minyak di kawasan Tanjung Priok, Istana Merdeka, dan Istana Bogor. Hari tersebut dipilih karena bertepatan dengan jadwal pelatihan bagi Daniel Maukar sehingga akan mengurangi risiko kecurigaan para anggota AURI lainnya.
Berbekal pesawat MiG-17 yang dipilotinya, dia kemudian melakukan aksi gilanya tersebut dengan menembaki depot minyak terlebih dahulu di kawasan Tanjung Priok. Misi tersebut berjalan sukses dan kemudian dia mengalihkan sasaran berikutnya di Istana Merdeka. Dia kemudian menembaki Istana Merdeka sehingga menyebabkan sebagian kaca dan pintu rusak terkena berondongan peluru. Ada anggapan target tersebut dipilih sebagai bentuk sasaran atau teror kepada Soekarno, tetapi beruntung Soekarno saat itu tidak sedang berada di dalam Istana. Daniel kemudian melaksanakan misi ketiganya dengan menembaki Istana Bogor.
Setelah melakukan 3 misi tersebut, Daniel kemudian mendarat darurat di sekitar Garut karena kehabisan bahan bakar. Hal ini sedikit di luar rencana yang awalnya dia diperintahkan untuk lari ke Singapura. Akan tetapi, karena bahan bakar yang pastinya tidak cukup membuatnya mau tidak mau mendarat darurat di Garut. Sayangnya, di hari yang sama dia ditangkap oleh pihak tentara dari Divisi Siliwangi dan kemudian dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan pemeriksaan. Keputusan kaburnya dia ke Garut dengan harapan dia dapat memperoleh perlindungan dari anggota separatis DI/TII yang kala itu memang berpusat di daerah Garut.
Menjalani Hukuman Penjara dan Nyaris Dihukum Mati
Aksi gila dari Daniel Maukar tersebut sontak menimbulkan kehebohan luar biasa di kalangan petinggi militer, khususnya dalam AURI. Banyak rekannya yang merasa kecewa mengenai aksi gila dan pengkhianatan Dani tersebut. Hal ini bahkan membuat KASAU Suryadi Suryadarma mengundurkan diri, tetapi Soekarno menolak pengunduran diri tersebut. Setelah serangkaian pemeriksaan, Daniel Maukar diadili dan dijatuhi hukuman mati karena dianggap melakukan aksi makar dan percobaan pembunuhan kepala negara.
Akan tetapi, Suryadi Suryadarma kemudian meminta pengurangan hukuman terhadap salah satu anak buahnya tersebut kepada Soekarno langsung. Pada akhirnya, Soekarno mengabulkan keinginannya tersebut dan memberikan amnesti kepada para mantan anggota Permesta yang telah menyatakan penyesalan dan kesetiaan kepada Republik Indonesia. pada tahun 1964, hukuman mati yang diterima oleh Daniel Maukar kemudian dicabut dan dia dibebaskan dari penjara pada tahun 1968. Tidak diketahui bagaimana kehidupan Daniel Maukar setelah bebas dari penjara. Akan tetapi, setelah bebas dia memilih keluar dari AURI dan kemudian mengabdikan dirinya sebagai seorang pendeta sebelum wafat pada 16 April 2007 silam.
Demikianlah biografi dari seorang Daniel Maukar.
Editor: Widya Kartikasari
Visual Designer: Al Afghani