Momen Maulid Nabi Cocok untuk Manusia Pelupa Seperti Saya – Hari ini banyak ucapan selamat Maulid Nabi Muhammad Saw yang berseliweran di timeline status Whatsapp, status Instagram, dan lain sebagainya. Beberapa teman dan kerabat ada yang merayakan dengan membuat twibbon, mengutip perkataan nabi, ataupun menceritakan kisah nabi dengan caranya masing-masing.
Ada temuan unik di beberapa postingan teman saya, yang menyatakan bahwasannya merayakan maulid nabi itu haram karena tidak ada di Al-Quran dan Sunnah. Lalu saya lanjutkan membaca beberapa postingan berserta adu argumen setuju dan tidak, seru sekali membaca komen netizen yang sama-sama pintar dan tidak mau mengalah, Huhuhh.
Hal ini sangat lumrah terjadi karena memang sudut pandang manusia itu beragam. Intinya yang nomer wahid ialah tidak saling menyalahkan dan selalu menghargai. Kenapa harus saling menghargai? Ya karena ini adalah perkara ijtihadiyah; tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya.
Muhammadiyah melalui akun Instagram @lensamu juga menjelaskan intinya dalam memperingati maulid nabi harus memperhatikan aspek kebermanfaatan. Lha wong yang setuju dan tidak setuju soal peringatan toh akhirnya kalian tetap upload status kisah Nabi Saw sama tho? Jadi kalem saja, kita sebenernya sama kok cuman lewat pintu yang beda saja, ehehe.
Kata Habib Jafar pada tulisan terbarunya di mojok.co yang mengademkan hati, beliau berucap “Nabi Saw tahu kok kalau kita sama-sama pecinta nabi. Ada yang mencintai dalam kesunyian ada juga yang mencintai dalam kemeriahan” lah kalau kamu mencintainya dalam diam juga ndak papa, berisik juga ndak papa, intinya kan kebermanfaatannya, nilainya.
Bagi saya yang mempunyai kedudukan masyarakat pinggiran yang cupu dan masih tersesat ini. Peringatan maulid nabi adalah sebagai pengingat untuk saya pribadi bahwa ini adalah kelahiran pahlawan yang mempunyai banyak kisah heroik yang patut diceritakan. daripada FYP kalian dipenuhi perdebatan, bukankah lebih bagus lagi jika yang FYP dan viral adalah kisah-kisahnya Nabi Saw?. Bisa jadi itu sangat bermanfaat untuk orang-orang pelupa seperti saya.
Tulisan ini saya tujukan kepada manusia-manusia seperti saya; yang sadar dia pelupa dan butuh diingatkan, lalu belajar lagi. Terakhir dari saya “Manusia memiliki tabiat pelupa. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa manusia disebut insan, karena sifat ‘nisyan’ (pelupa) yang melekat padanya. Jadi selalu ingatkan kami ketika lupa dan salah”.
Salam baik dari saya, Pemuda yang masih tersesat.